4 Motif Batik Khas Solo

YoExplore
3 min readNov 20, 2020

--

Selain terkenal akan destinasi kuliner dan tempat wisata di Solo yang dijamin worth it, kota ini juga terkenal akan motif-motif Batik yang bermakna dan indah. Perbedaan motif yang ada bukan hanya variasi semata melainkan kandungan makna yang berbeda-beda. Batik Solo memiliki banyak pengaruh dari leluhur yang pada awalnya menganut animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha.

Pada zaman keraton, membatik merupakan salah satu mata pencaharian bagi para perempuan Jawa. Kegiatan membatik dianggap sebagai suatu pekerjaan yang eksklusif dilingkungan keraton Surakarta. Beragam motif yang diaplikasikan dalam batik Solo diharapkan membawa kebaikan bagi para pemakainya. Batik tulis Solo sendiri memiliki ciri khas yang berbeda dari batik lainnya di Nusantara. Pewarna yang digunakan untuk membuat batik Solo adalah bahan alam yang disebut sebagai soga.

Dengan segala keistimewaannya, inilah 4 Motif Batik Khas Solo Dengan Makna Yang Indah:

Batik Solo Motif Sidomukti

Sidomukti sendiri berasal dari kata sido yang artinya jadi, dan mukti yang artinya makmur, sejahtera, berkecukupan, dan mulia. Motif batik khas Solo ini menyiratkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan dengan penuh kesejahteraan dan dalam kemuliaan, serta selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa.

sumber: tokopedia.com

Batik Solo motif Sidomukti merupakan salah satu jenis batik Solo yang sangat sering dipakai dalam pernikahan. Sepasang pengantin Jawa khususnya Solo biasanya menggunakan batik Solo motif Sidomukti di pelaminan. Hal ini bertujuan agar di dalam mengarungi lembaran hidup yang baru akan dilimpahi dengan keberkahan, rezeki, dan kebahagiaan untuk selamanya. Motif batik Sidomukti sendiri memiliki corak yang khas berupa lekuk-lekuk simetris indah.

Batik Solo Motif Truntum

Kalau batik Solo motif Truntum yang satu ini memiliki makna penuntun. Motif batik khas Solo ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana dengan makna cinta yang dapat tumbuh kembali. Kanjeng Ratu Kencana sendiri merupakan permaisuri dari Sunan Paku Buwana III.

sumber: tagar.id

Dahulu para perempuan Jawa khususnya perempuan Solo yang sudah menjadi orangtua biasanya menggunakan kain batik motif Truntum. Hal ini dimaksudkan agar sang ibu dapat menjadi penuntun atau panutan bagi anak-anaknya. Pada pernikahan adat Jawa khususnya daerah Solo, motif batik Solo yang satu ini sering dipakai oleh orangtua pengantin. Batik Solo motif Truntum memiliki pola titik-titik dengan hiasan bunga.

Batik Solo Motif Sawat

Batik Solo dengan motif Sawat ini berasal dari sawat yang berarti sayap. Motif batik khas Solo yang satu ini terinspirasi dari senjata dewa. Batik sawat merupakan salah satu contoh batik yang pembuatannya dilatarbelakangi oleh kepercayaan masyarakat. Motifnya seperti sayap besar nan lebar bagai burung garuda. Burung Garuda sendiri merupakan kendaraan Dewa Wisnu, salah satu dewa Hindu terkuat yang pernah ada.

sumber: muharifwahyudi.blogspot.com

Ada juga yang beranggapan bahwa motif Sawat melambangkan kekuasaan. Karena pada zaman dahulu motif ini dianggap sakral, batik Solo motif Sawat hanya digunakan oleh raja dan keluarganya. Makna sayap dalam motif sawat juga memiliki arti angin-angin yaitu udara yang memberi kehidupan. Bagi Raja yang mengenakan motif ini dipercaya akan mampu memberikan kehidupan bagi rakyatnya. Motif batik yang berupa sebelah sayap ini juga diharapkan agar si pemakai selalu mendapatkan perlindungan di dalam kehidupannya. Kini motif batik Solo yang satu ini sering digunakan pasangan pengantin dalam prosesi pernikahan. Harapannya adalah melindungi kehidupan pemakai motif tersebut.

Batik Solo Motif Parang

Motif batik khas Solo yang satu ini merupakan salah satu motif batik paling tua di Indonesia. Kata Parang sendiri berasal dari pereng yang berarti lereng. Perengan digambarkan sebagai sebuah garis menurun dari yang tertinggi kepada yang terendah secara diagonal. Susunan motif S yang saling menjalin dan tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar dari huruf S sendiri terinspirasi oleh ombak samudera sebagai gambaran semangat yang tidak pernah padam. Motif Parang mengharapkan pemakainya agar tidak pernah putus semangat untuk memperbaiki diri serta memperjuangkan kesejahteraan dalam hidup.

sumber: smp-prosit.com

Sumber informasi:

--

--

YoExplore
YoExplore

Written by YoExplore

A lisensed Travel Agent & Tour Operator to explore unique traveling experiences in Indonesia. Check out the deals on https://yoexplore.co.id

No responses yet